Sabtu, 10 Oktober 2015

MetodeForcast, Linier Program dan Antrian

Metode Antrian
Pemilik bengkel knalpot memperkirakan biaya waktu menunggu pelanggan, dalam kaitannya dengan ketidakpuasan pelanggan dan hilangnya kesempatan, adalah $ 10 per jam dari waktu menunggu yang dihabiskan dalam antrian. Sedangkan biaya gaji karyawan : $9 per jam.  Oleh karena rata-rata motor memiliki waktu menunggu selama 2/3 jam (Wq) dan terdapat sekitar 16 motor yang dilayani per hari (2 kedatangan per jam dikalikan dengan waktu kerja 8 jam per hari), total jumlah waktu yang dihabiskan oleh pelanggan untuk menunggu setiap hari untuk memasang kanlpot adalah :
            2/3 (16) = 10 2/3 jam
Biaya waktu menunggu pelanggan : $ 10 x 10 2/3 jam  = $ 107 per hari
Biaya lainnya adalah biaya gaji montir : $ 9 x 8 jam = $ 72
Total biaya = $ 107 + $ 72 = $ 7704

Metode Peramalan / Forcasting
Metode peramalan (forecasting) terdiri dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif adalah metode yang menganalisis kondisi obyektif dengan apa adanya atau peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Peramalan kualitatif memanfaatkan factor-faktor penting seperti intuisi, pendapat, pengalaman pribadi, dan system nilai pengambilan keputusan. Metode ini meliputi metode delphi, metode nominal grup, survey pasar dan analisis historikal analogy and life cycle.

Metode kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif atau model matematis yang beragam dengan data masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

Baik tidaknya metode yang digunakan tergantung dengan perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula metode yang digunakan. Metode kuantitatif dapat diterapkan apabila :
a. Tersedia data dan informasi masa lalu
b. Data dan Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik
c. Diasumsikan beberapa aspek masa lalu akan terus berlanjut di masa datang.
Metode ini meliputi metode kausal dan time series.

Metode  ini  merupakan  metode  yang  termudah  dalam  teknik  peramalan  deret  waktu  kita  mengasumsikan  bahwa komponen  acak  tidak  terdapat  pola  musiman, trend,  atau  komponen  siklus  pada   data  permintaan  pada  saat  ini. Moving  average  ialah  suatu  titik  peramalan  dengan  mengkonsumsikan  data  dari  beberapa  periode  terbaru  atau  terakhir  dari  data  tersebut  dijadikan  data  peramalan   untuk  periode  yang  akan  datang.
a.       Rumus  rata-rata  bergerak (Moving  average)

              Jumlah  Permintaan  Pada  N  Periode  Terakhir   
MA  =      ________________________________________
      Jumlah  periode  yang  akan  digunakan  dalam  MA

Ket : N periode = 4 bulan
   MA = 4

Dasar  perhitungan   metode  ini  ialah  nilai  rata-rata  dari  beberapa  bulan/tahun  secara  berturut-turut  sehingga  diperoleh  nilai  rata-rata  bergerak  secara  teratur  atas  dasar  jumlah  tahun  tertentu.



Contoh  soal : MA (moving Average)
Diketahui  data  pembelian  untuk  tahun  90, 91, 92, 93  dan  94  secara    berturut-turut  ialah  120, 200, 220, 270, dan 300.
Berapa  MA  untuk  periode  pertama ?
Jawab :
                    Jumlah permintaan pada N periode terakhir
MA   =            ______________________________________   
                  Jumlah periode yang akan digunakan dalam MA


                120 + 200 + 220
MA   =  ______________________
                            4

MA   =     135

Rata-rata Bergerak Tertimbang /Terbobot (Weight Moving Average)
Disamping metode rata-rata bergerak sederhana kita mengenal metode rata-rata tertimbang (Weight Moving Average) dimana pada setiap elemen data kita dapat memberikan bobot. Dengan cara ini nilai-nilai yang akhir dapat diberikan bobot lebih keras.
Rumus Rata-rata Bergerak Tertimbang/Terbobot (Weight Moving Average )

WMA = ( data penjualan terakhir x bobot ke –1) + ( Data x sampai bobot terakhir ).                       


Contoh soal  : WMA
Diketahui WI = 40%, W2 = 30%, W3 = 20%, W4 = 10%
Data penjualan nyata untuk bulan ke-1 =100, ke-2 = 90, ke-3 = 105, dan
ke-4 = 95
Berapa F5 ?

Jawab :
F5 =  0,40(95) + 0,30(105) + 0,20(90) +0,10(100)
F5 =  38 + 31,5 + 18 + 10
F5 = 97,5

Linier Proramming
Contoh kasus Linear Programming metode simplex

Seorang pedagang menjual buah mangga, pisang, dan jeruk dengan menggunakan gerobak. Pedagang tersebut membeli mangga dengan harga Rp8.000/kg, pisang Rp6.000/kg dan jeruk Rp10.000/kg. Modal yang tersedia Rp1.200.000 dan gerobaknya hanya dapat memuat mangga, pisang, dan jeruk sebanyak 180kg. Jika harga jual mangga Rp9.200/kg, pisang Rp7.000/kg, dan jeruk Rp.1.1500/kg, maka berapa laba maksimum yang diperoleh?
Penyelesaian
Formulasi Linier Programming :
Variabel :
A=Mangga, B=Pisang, C=Jeruk
Fungsi Tujuan :
Laba penjualan buah mangga = Rp9.200-Rp8.000
                                                  = Rp1.200
Laba penjualan buah pisang   = Rp7.000-Rp6.000
                                                  = Rp1.000
Laba penjualan buah jeruk     = Rp11.500-Rp10.000
                                                  = Rp1.500

Zmax=            1200A +1000B +1500C

Fungsi Batasan :
            8000A + 6000B + 10000C ≤ 1200000
            A + B + C ≤ 180



Tidak ada komentar:

Posting Komentar